Haethommy’s Blog

Archive for Juni 2009

Tulisan kali ini menceritakan seorang pria tampan luar biasa, gagahnya minta ampun, pekerja keras sejati, penuh kreatifitas, punya talenta yang banyak, koki yang handal, aktor yang hebat, makin jenius saat terdesak dan satu hal yang paling terkenal yaitu sangat baik hati dan selalu ceria. Siapakah dia yang saya maksud tadi?

            Ok, untuk mempermudah supaya para pembaca lebih ingat dengan orang yang menjadi tokoh sentral dari cerita ini, maka ijinkan saya selaku penulis memulai kisah ini dari tahun 2001 sekitar bulan September (kalau salah mohon dikoreksi kembali).

 

Chapter 1. What a Wonderful Lunch

 

            Bulan September, bulan yang menyenangkan, terutama karena sekretariat kelihatan lebih hidup, maklum awal kuliah masih belum banyak tugas, tapi tidak dengan saya, praktikum sudah berjalan, dan seperti tahun-tahun sebelumnya pekerjaan sebagai asisten praktikum pun mulai bermula, jadi ke sekretariat adalah tempat favorit saya  untuk beristirahat setelah selesai kuliah dan menunggu jam-jam praktikum siang. Sekretariat siang itu kebetulan penuh dengan teman-teman panitia yang mau rapat persiapan Lat-Das, saya sendiri datang tepat sebelum rapat dimulai…… (to be continued, because i’m so sleepy)

21juni09

01.43

me and my lovely wife

Peace

Posted on: Juni 8, 2009

Apa yang kau inginkan dari kedamaian?

makan yang enak……

tidur yang yang nyaman……

harta yang banyak…….

istri yang cantik….

atau hanya cuma sebuah mimpi yang indah?

 

Jam-jam subuh gini saya dapat e-mail dari seorang sahabat di malang sana, katanya dia baru pulang dari jepang gitu, terus biasalah yang namanya orang baru pulang dari tempat yang jauh pasti sudah kesahnya tuh pina musti  dan kesannya boleh dibilang handak beagak haja. Tapi apa mau dikata, mungkin rejeki dan jalan kakinya memang sudah sampai kesana. Saya pribadi sih, sekarang cuma bisa bermimpi untuk pergi ke luar negeri, tapi hati ini selalu berdoa dan berharap, meskipun sekali saja pergi  ke luar negerinya  maka tujuan yang saya inginkan adalah tanah suci makkah, pengen banar sudah  handak melihat ka’bah sekeluargaan (baca: naik haji, jadi pembaca yang  budiman, doakan niat saya ini ya! Mudah-mudahan bisa terlaksana, amiin!).

Dari cerita dia di e-mailnya itu, saya simpulkan satu hal yang paling sering dia sebut, yaitu soal kolam pemandian air panas di jepang sana. Kalau dipikir-pikir memang benar juga ya, Dalam hal pariwisatanya, jepang sering merekomendasikan tentang kolam pemandian air panas yang sangat digemari warga jepang, biasanya mereka berlomba-lomba menonjolkan kelebihan fasilitas-fasilitas yang mereka miliki.

Oh, iya teman saya tadi, sudah pernah datang ke banua ini, dan hampir satu bulan dia tinggal di banua di rumah pamannya di banjarmasin, dia minta ajak keliling ke berbagai objek wisata di sini, dan dalam satu bulan itu juga kami jalan-jalan ke berbagai objek wisata disini, dua hari penuh kami “tour de pantai” (itu istilah teman saya, rute kami dari pantai takisung, pantai batakan, pantai pagatan dan terakhir sampai pantai gedambaan di kotabaru), dua hari kami ke daerah kandangan (loksado sampai haratai, terakhir naik rakit bambu di sungai amandit),  seharian wisata sungai (pasar terapung di kuin sampai pulau kembang lihat warik-warik), dan setengah hari  wisata religi (ziarah ke kalampayan, lok gabang dan sekumpul). Dan selama dalam perjalanan tadi dia banyak  mengeluh juga, hehe, biasalah, katanya objek wisata di sini fasilitas penunjangnya masih kurang dan macam-macam lainnya. Saya sih, cuma bisa bilang “santai aja lagi, yang penting nikmati dan syukuri apa yang ada aja dulu”, lagian dia itu kita traktir kok, hanya membawa “awak haja”, dan duduk manis selama perjalanan, akomodasi dan transportasi ditanggung panitia gitu (alias pamannya).

Dalam e-mailnya tadi dia bertanya apakah di Kalimntan Selatan ini ada objek wisata kolam air panasnya, saya balasi ai, ada saya bilang, yaitu Tanuhi dan Hantakan, malah saya cerita begini dalam e-mail balasan saya :

Saya, bang Asep Zainal Abidin dan Syamsiwal Kamar (dipanggil Kamay), di suatu malam habis maghrib sekitar dua tahun yang lalu pernah naik sepeda motor dari Banjarmasin (tepatnya dari Sungai Jingah) menuju Loksado, memang perjalanan kami ini tidaklah terencana sebegitu rupa, boleh dibilang ini adalah sebuah perjalanan demi harga diri, akibat dari sekedar omong-omong bekoyo-koyoan, rame, cerita-cerita soal yang horor, intinya sih lucu-lucuan aja sambil nunggu pembeli datang di toko ponselnya bang asep. Kebetulan pembicaraan mengarah tentang siapa yang pernah jalan-jalan jauh waktu malam hari. Entah gimana asal-muasalnya, tiba-tiba bang asep melemparkan tantangan, “eh siapa nang handak umpat ke loksado malam ini jua?, aku nang membosinya sabarataan”.    “auk umpat mun bento umpat jua” kata si kamay, terus bento menyahut “unda pasti tulak jua mun tomi tulak, rugi tu pang man kada tulak mi ai, tampulu bubuhan on the road ngini tulakan” , Saya diam saja masalahnya teman-teman  kami yang lain, selain kami berempat ini tidak buriniknya, bang asep bilang “ikam umpat lawan aku aja mi ai, biar kita tulakan, nang lain biar jaga toko kalu pina di pusing urang toko ponsel aku nih”

Singkat kata kami berempat berangkat, Saya dan bang asep, kamay dan bento sendiri-sendiri naik sepeda motornya, namun bento sampai Martapura babulik ke banjarmasin lagi. Jadi perjalanan kami lanjutkan meski hanya bertiga saja. Sampai daerah Sungkai kita berhenti beli bensin eceran di pinggir jalan. Wah di jalan sangat berdebu dan mesti berhati-hati, maklumlah kami berpapasan dengan ratusan lebih rombongan truk-truk yang bermuatan batubara, belum apa-apa mata saya rasanya pedih, kemasukan debu bataubara. Terus kami mampir lagi di pasar Binuang untuk makan malam, sambil santai-santai sebentar menghilangkan penat. Bila ditotal mungkin kami  lebih sepuluh kali berhentinya mulai dari yang sekedar merokok, sampai yang benar-benar terjebak macet karena ada truk yang pecah ban dan menghalangi separuh jalan. Bahkan saya dan bang asep hampir saja mengalami kecelakaan fatal, andai saja bang asep tidak sigap dan mengarahkan sepeda motornya ke jurang, untungnya kami terjatuh ke rimbunan semak belukar, jadi kami berdua hanya luka lecet sedikit dan sepeda motornya bang asep hanya tebeng kanan depan yang retak . sekitar pukul 01.50an kami sampai loksado, tapi kami terus naik ke atas ke desa Malaris, terus jalan kaki sebentar.

Akhirnya kami memutuskan tidur di atas bebatuan besar di pinggir sungai. Karena keuyuhan banar, kami memutuskan untuk beristirahat saja, karena dari awalnya memang tidak terencana (lupa bawa matras dan sleeping bag), maka kami tidur seadanya, tidak ketinggalan bikin api unggun kecil untuk menghangatkan suasana, tapi tetap dinginnya udara pegunungan mengalahkan hawa panas api unggun tadi, kami tertidur juga akhirnya, dan terbangun sekitar pukul 06.00an karena orang yang buang hajat (entah siapa, karena mukanya tidak kelihatan) sekitar sepuluh meteran dari tempat kami, hehe…

Karena merasa  mungkin orang-orang desa sudah banyak yang hendak beraktifitas di sungai itu maka kami memutuskan untuk turun ke kandangan saja, tapi sekali lagi ramenya perjalanan yang tidak ada perencanaan adalah adanya unsur kejutan yang mendadak , tiba-tiba bang asep mengarahkan sepeda motornya ke arah Tanuhi, dia bilang  “Kita mandian dulu satumat! Kayaapa?” ,     “tasarah pian aja bang ai” kata kamay.

Berhubung hari masih pagi begitu apa lagi bukan hari libur, otomatis tidak pengunjung, bang asep langsung nyuruh kamay metik berbagai macam bunga di sekitar kolam air panas tanuhi tadi, dalam hati saya bertanya-tanya juga kira-kira untuk apa, setelah banyak ternyata bunga-bunga tadi sama bang asep dilemparkan ke atas air kolam, sambil senyum-senyum dia bilang “Selamat Mandi! dunia!” terus dia menceburkan dirinya ke kolam air panas, sambil sesekali mengusap-usap bunga tadi ke badannya. Terus kamay ikutan mandi, saya sendiri masih nyuci muka dengan air kolam  itu.

“Ayo bang tomi, mandian! Kapan lagi pian mandi banyu panas bacampur kambang, tampulu disini bang ai!” kata si kamay. Dua tahun kemudian, memang benar apa yang kamay katakan tadi, saya tidak pernah lagi ke loksado apalagi ke tanuhi. Cerita saya tadi menjadi salah satu kenangan terbaik yang pernah saya alami. Terserah pembaca saja menilai  tulisan ini hanya fiksi atau nonfiksi.

Dalam penutup tulisan ini, saya hanya mengingatkan (meski agak terlambat)  mari kita sukseskan tahun 2009 ini sebagai VISIT SOUTH KALIMANTAN 2009. Sebagai urang banua kita harus bangga punya bermacam-macam aset wisata yang bisa kita tawarkan ke wisatawan-wisatawan domestik dan mancanegara. Memang kita masih harus banyak membenahi fasilitas-fasilitas  dan infrastruktur penunjang, serta kegiatan-kegiatan promosi perlu lebih giat dan intensif lagi. Mohon ampun dan maaf kalau ada kesalahan.

 

(tulisan ini saya dedikasikan untuk bang asep dan kamay)

AWAN

Posted on: Juni 2, 2009

 

“Boss! Turun yuk, tuh awannya gelap gitu, bentar lagi hujan lo”

 

Si Boss malah asyik ngisap rokoknya dalam-dalam, “huuuffffff ahhhhhhhhh” asap rokoknya bentuknya aneh keluar dari mulut si boss.

 

“Tenang aja Me ai ! Base campnya kada bakalan bukah jua, percaya ja imak lawan auk nih. Imak  ni nyaman ai kada beroko, auk lagi menikmati nah. Hehe … Ngomong-ngomong, dulu rasanya imak tuh beroko jua lo? Tumben kada lagi?” Si boss berbicara dengan lancarnya sambil ngisap dalam-dalam rokoknya yang tinggal separuh.

 

“Ok! Terserah boss aja, kan situ penanggungjawab ni acara, me cuma  kasian lihat para tuan puteri tuh, ntar ada yang masuk angin lagi, hehe.. yuk ah, sudah mulai kencang anginnya nih, wah biasanya badai kalo kayak gini”

 

Si boss mendengus “hhuuh ni anak”… lalu dia berkata dengan entengnya “pokoknya mun turun hujan, kita pake prinsip :

♫♫ tek nong keleker pecah, itik bakunyung kapalanya kada basah,♪♪

 hehe… iya lo orang tuha” Sambil ngelirik ke mas Aar yang juga lagi asyik ngerokok.

 

“Sip boss ai, tasarah ikam haja, aku ni umpat balarut haja… tapi bujur jua jar sii bungas, kena pilek n flunya kambuh lagi, kita jua nang repot, mana buhan tuan puteri kaya itu jua sama” Si Suheng memberi saran dengan bijaksananya.

 

“Syukur banget ada yang mo ngerti! Hehe.. iya kan Nen, mending kita turun aja, trus konsernya kita lanjutin di base camp lagi”

 

Ka onen masih aja menyanyikan lagu yang mendayu-dayu, sambil menghadap arah sunset yang tertutup awan…

♫♫….berpeluklah…. dan saling berpeluklah…

di atas bahu untuk….

 perpisahan….♪♪♪

 

Setelah hampir 1 jam di puncak, si boss mutusin kalo  14 orang ini mesti kemballi ke base camp dibawah rintik hujan, kadang-kadang ada yang terpeleset, yang lain bukannya nolongin malah nertawain, 2 jam waktu yang kami tempuh supaya sampai ke base camp.

 

Sesampainya di base camp, si boss  nanya  “Eh Bang Aswi! Apa aja menu kita malam ini?”

 

Bisa ditebak lo??

 

Tidak ada kalimat yang pas untuk hal ini yang keluar dari mulut bang aswi, selain ……”nah hikam ai, baras habis, yang ada ni cuma roti bakulat 3 bungkus, energen cereal 2 bungkus, susu sekaleng, stmj 2 bungkus, gula separapat, dan kopi kapal api 1 bungkus. Gimana nih?”

 

“Sini!” ujar si boss

 

Iyan bikin api unggun, trus bang aswi ngeluarin peralatan lenongnya.

 

Si boss langsung menaruh panci, dia tuang air kira-kira 4 gelas, setelah mendidih, dia masukin roti yang penuh jamur itu dengan entengnya, diaduk bentar, lalu dia tambahkan sedikit demi sedikit susu, si boss mencicipi sedikit trus dia bilang “Gimana rasanya me? Apa yang kurang? Tambahi aja mun rasanya kada nyaman!”

 

Me ngambil energen cereal, me masukin aj langsung ke masakan si boss tadi, setelah mencicipi sedikit dan me bilang enak, yang lain pada mulai mencicipi…..

 

Dan masing-masing dari kami menambahkan apa yang dirasa oleh masing-masing kurang. Yang me ingat, semua bahan yang disebutkan bang aswi tuh masuk semua ke masakan si boss, setelah semuanya masuk diaduk sebentar sama si boss, trus dia nyuruh bang aswi membagi masakan tadi ke kami orang 14 nih………..

 

Gimana rasanya? Entahlah…. Yang nyata, klo perut sudah berkata LAPAR, apapun terasa nikmat dan kami bersyukur untuk hal ini.

 

9 tahun kemudian

 

AlhamduliLLAH! Kami semua masih bisa bernapas, tertawa, dan hidup dengan kenangan tadi, entahlah apa momen tadi masih bisa terulang.

 

Yang jelas langit merekam semua kenangan tadi, lewat awan-awannya!

 

 

 

Halau-halau, Maret 2000

LAT-PAN II IMPAS-B

 

 

 

ME

 

 

 

BASED ON TRUE STORY!!!!!

MOHON KRITIK DAN SARANNYA

“IMAJINASI”

 

            Seorang tetua Indian mengajak 3 orang cucunya (terdiri dari 2 orang perempuan berumur 7 tahun dan 5 tahun serta 1 orang laki-laki berumur 6 tahun) berjalan-jalan menuju sebuah bukit yang agak landai, pada puncak bukit tersebut terhampar padang rumput dan sedikit pepohonan. Kebetulan waktu itu cuacanya lumayan cerah. Sang kakek menyuruh ketiga cucunya tadi rebahan di atas rumput, posisinya masing-masing kepala mereka berdekatan dan kaki-kaki mereka mengarah ke utara, barat, timur dan selatan. (Kakek, cucu berumur 7 tahun, cucu berumur 6 tahun, dan cucu berumur 5 tahun)    

            Kemudian sang kakek menyuruh ketiga cucunya memandangi langit, Lalu si kakek bertanya, “apa yang kau lihat wahai cucu-cucuku?” . Cucu yang paling tua langsung menjawab, “Cuma langit biru dan sedikit awan, Kek!” . Si kakek tersenyum mendengar jawaban lugas dari cucunya paling tua dan mulaii mewarisi kecantikan putrinya.  Cucu yang laki-laki menyahut, sambil memicingkan matanya, berharap melihat hal yang aneh, “kok, kakek tersenyum, emangnya kakek melihat apa?”. Lagi-lagi si kakek tersenyum melihat polah satu-satunya cucu laki-laki yang dia miliki.

            Si kakek berkata “ coba kalian lihat awan-awan itu, terus kalian bayangkan awan tadi menyerupai berbagai macam hal, kalian pasti menemukan sesuatu yang menarik dan menyenangkan hati kalian!”. 15 menit kemudian cucunya yang paling muda berteriak dengan girangnya, “Kek! Coba lihat awan yang sebelah kanan itu mirip anak kuda kan?”. “Betul sekali! Manis..” jawab sii kakek dengan senyum lebar dan penuh bangga, ternyata cucunya yang paling muda ini memang pintar dan mewarisi bakat sang ayah.

            “Bukan anak kuda, Kek! Tapi kelinci, coba liat telinganya kan agak panjang tuh, yeee” . Kata cucu laki-laki penuh semangat.

            Terus cucu yang paling tua menyahut, “Bukan kelinci atau anak kuda! Itu kan Bison. Iya kan Kek? , tuh ada tanduknya”

            “Betul semua. Jawaban kalian betul semua!, awan-awan itu mewakili pikiran kalian. Coba kalian pejamkan mata sebentar, terus pandang awan-awan tadi, pasti kalian menemukan bayangan-bayangan baru yang berbeda dengan gambaran kalian yang pertama tadi!” Kata kakek dengan lembut dan penuh penekanan.

            Setelah itu memang bermunculan jawaban-jawaban yang aneh dan lucu meluncur dari ketiga mulut cucunya tersebut. Si kakek tampak senang dan bahagia, tapi si kakek punya gambaran tersendiri tentang awan-awan itu.

            Saking asyiknya, dia tidak sadar kalau ketiga cucunya memperhatikan gerak-gerik si kakek sambil tertawa.

Banjarbaru, 29 Mei 2009

16.00 – 18.00

Nah……………

1.  menurut pian apakah ada hal yang positif dari tulisan ulun tadi

2. kira-kira apa yang digambarkan sang kakek dalam pikirannya melihat awan-awan tersebut (karena gambaran sang kakek berbeda jauh dengan ketiga cucunya)

3. berikan komentar anda

4. terima kasih



  • Tidak ada
  • eko lee: salam kenal mas... oh ya... links blog anda sudah saya roll di blog saya.. gantian ya...??? sukses selalu.

Kategori