Haethommy’s Blog

learning management systems….

bubungan tinggi

seandainya rumah-rumah seperti ini “tetap ada” dan terus bertahan di tengah maraknya pembangunan banua, niscaya anak cucu kita akan berpikir bahwa rumah-rumah ini punya nilai-nilai yang teramat “tinggi”, ditinjau dari berbagai aspek.

…..jadi, lestarikan terus budaya “Banjar” kita!!!!!!!!

mun pipit tarabang….

inya pasti babulik ka sarangnya…

malihati anak wan bininya…

mambarii makan paling kada…

emang enak klo bicara pakai katanya…..

katanya pengen damai…

katanya siap menerima kekalahan….

katanya itu cuma isapan jempol belaka….

katanya cape dehhhh…..

katanya ha.. ha.. ha..

jadi bila dengar katanya, dunia pun oh terasa indahnya…

selamat jalan mbah surip… semoga amal dan ibadahmu diterima oleh allah swt.. amiin

tak gendong kemana-mana

Dua hari yang lalu Saya diajak seorang sahabat (beliau biasa saya panggil dengan panggilan Om Udin) ke daerah Sungai Tabuk, beliau ngajak-ngajaknya tuh mendadak, jadi saya tidak membawa apa-apa, pokoknya di smsnya cuma “Mi! umpatkah bajalanan? Aku sama Aya (istrinya) dan Fia (anaknya), kena kami ambili ka rumah ikam lah!”. Belum sampai sepuluh menit, ee sekalinya sidin sudah dimuka rumah tiiit…tiiit micik klakson mobil sidin, singkat cerita kami langsung jalan.

            “Wah, pian ni om ai paham banar mun ulun tu katuju banar dibawai tulak-tulak kasana kamari kadada barancana pulang, hari ini pian sakaluarga handak kamana garang?” Tanya saya ke om udin. “kita handak ka Sungai Tabuk ka rumah kainya fia” jar acil aya. Iya saya ingat sekarang kan musim liburan, pantas sidin sungsung tulakan bajalanannya.

            Di mobil, lagu yang diputar selama perjalanan adalah lagu anak-anak, isi syair lagu tersebut seperti ini :

            ♫♫ Mari kawan….. Mari bertamasya……Bersama-sama berkeliling desa

                   Mari kawan….. Mari bergembira…….Memandang alam yang kaya raya

                   Mari kawan semua…….Turut bertamasya

                        ♫♫ Lihat kawan….. Pemandangan ini…..Warna-warni mempesona kami

                               Kekayaan Tuhan yang abadi…..Mewarnai rasa kasih murni

                               Ingatlah pesanku……Cintai alammu.

pokoknya saya ingat syairnya seperti itu (mun salah ulun mohon maaf), terngiang-ngiang terus dikepala saya, karena selama perjalanan tadi lagunya itu-itu aja, “maaf Mi ai, fia lagi katuju lagu yang ngini” jar om udin sebelum saya tanya.

            Sesampainya di sungai tabuk, saya bilang ke om udin “jaka tahu kasini, ulun mambawa unjun tu pang”,”pakai unjunku aja tuh, ambil gin di mobil”, jar om udin. Soalnya di sawah-sawah milik orang tua beliau adalah lokasi strategis untuk memancing papuyu, terutama memair haruan. Sambil santai-santai saya tanya om udin, “tumben pian liburan kasini, biasanya kan ka luar daerah”, jawab beliau sih “gara-gara lagu tadi mi ai, aku taniat mulai samalam sudah handak mambawai fia kasini supaya inya tahu jua kaadaan di kampung abahnya dilahirkan kaya apa”, “lawan supaya inya patuh jua lawan kula-kula nang ada di sini, yang nyata supaya makin bapatuh lawan kai dan nininya”.

            Sampai sekarang saya masih ingat kata-kata om udin tadi, karena hari itu terakhir fia ketemu sama kakeknya, sekitar pukul 06.15 pagi tadi sang kakek meninggal dunia, sang kakek sendiri sempat berbicara kepada saya, “amun kawa mi ai, ikam tarus sakulah, tarus balajar, sambil ai padahi si Amid (kakaknya fia) bujur-bujur kuliah, sampai tuntung, jangan pagat di tangah jalan, soalnya si udin tu pina kada tapi kawa lagi mamadahi si amid ngitu, di lawannya tarus jar”, saya sih cuma bisa bilang “inggih kai ai!”

(untuk kai kami tercinta….)

Banjarmasin, 30-06-2009

21.32-22.04

Me

Tulisan kali ini menceritakan seorang pria tampan luar biasa, gagahnya minta ampun, pekerja keras sejati, penuh kreatifitas, punya talenta yang banyak, koki yang handal, aktor yang hebat, makin jenius saat terdesak dan satu hal yang paling terkenal yaitu sangat baik hati dan selalu ceria. Siapakah dia yang saya maksud tadi?

            Ok, untuk mempermudah supaya para pembaca lebih ingat dengan orang yang menjadi tokoh sentral dari cerita ini, maka ijinkan saya selaku penulis memulai kisah ini dari tahun 2001 sekitar bulan September (kalau salah mohon dikoreksi kembali).

Chapter 1. What a Wonderful Lunch

            Bulan September, bulan yang menyenangkan, terutama karena sekretariat kelihatan lebih hidup, maklum awal kuliah masih belum banyak tugas, tapi tidak dengan saya, praktikum sudah berjalan, dan seperti tahun-tahun sebelumnya pekerjaan sebagai asisten praktikum pun mulai bermula, jadi ke sekretariat adalah tempat favorit saya  untuk beristirahat setelah selesai kuliah dan menunggu jam-jam praktikum siang. Sekretariat siang itu kebetulan penuh dengan teman-teman panitia yang mau rapat persiapan Lat-Das, saya sendiri datang tepat sebelum rapat dimulai…… (to be continued, because i’m so sleepy)

21juni09

01.43

Apa yang kau inginkan dari kedamaian?

makan yang enak……

tidur yang yang nyaman……

harta yang banyak…….

istri yang cantik….

atau hanya cuma sebuah mimpi yang indah?